Senin, 30 Januari 2012

cerita sekaligus nasehat,

Sore itu berkumpullah tiga orang anak menghadapi bapak mereka yang sedang menunggu ajalnya, ketiga anak itu, Harben, Anis dan Amshol. Dari ketiga anak itu hanya Harben dan Anis yang paling disayang dan dibanggakan oleh bapak mereka. Namun sebelum ajal menjemput bertanya Bapak kepada anak-anaknya tersebut.

“Anak-anakku bapak mau bertanya, kalau memang Allah menjemput bapak hari ini apa yang akan kalian lakukan?”
Satu-persatu anak-anaknya menjawab, dimulai dari Harben kemudian Anis selanjutnya Amshol.

“Ya kalo Bapak mati, saya sih cuma bisa bilang satu kata aja Pak” jawab Harben, anak yang paling disayangnya. Dia sangat berharap anaknya itu bisa meneruskan apa yang sudah dia rintis dan dapat membantunya kelak.
“Apa itu Harben?”
“Good bye…”

Bapaknya itu sedih luar biasa, ternyata anak yang sangat disayang, balasannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Siang malam dia memikirkan Harben, bahkan sampai tidak tidur saat menjaga anak yang sangat disayangnya tersebut, tapi ternyata hanya begitu balasan kasih sayang yang pernah dia berikan.

Dengan perasaan yang masih sedih, denga sedikit berharap dia bertanya ke Anis, anaknya yang sangat dia bangga-banggakan. Anaknya ini, dia sangat banggakan karena setiap pertemuan dan rapat-rapat dengan teman-temannya tidak lupa di selalu menyebut dan membanggakan Anis.

“Kalo nanti Bapak meninggal, ya saya akan antar Bapak ke kuburan” Jawab Anis.
“Sudah itu?” Muka Bapak itu sedikit cerah mendengar jawaban anaknya itu.
“Ya udah itu pulang lah, masak saya menunggu Bapak di kuburan. Nggak lah yaaa…”

Hancur, hancur berkeping-keping hati bapak itu. Kedua anak yang sangat disayang dan dibangga-banggakan tidak bisa menyayangi dan membuatnya bangga menjelang ajalnya saat ini. Rasanya apa yang telah dia lakukan, menyayangi dan membanggakan kedua anaknya itu sia-sia saja. Dengan sedikit menunduk malu dia bertanya kepada Amshol, anak yang sejak dulu selalu dia lupakan.
“Kalau bapak meninggal nanti, saya akan mengantar bapak ke kubur dan akan menemani Bapak sampai Bapak nanti bertemu Allah di akhirat” Jawab Amshol.

Meleleh air mata Bapak tersebut, menangis terharu. Ternyata anak yang selama ini dia lupakan begitu sangat menyayanginya. Dia peluk Amshol, anaknya itu. Dengan tenang dia menghembuskan nafas dengan tersenyum menanti perjumpaannya dengan Allah.
* * *
Teman, cerita di atas sebenarnya adalah perumpamaan saja. Ketiga anak tersebut adalah juga kepunyaan kita juga, saat ini.

Harben; Harta Benda, adalah kepunyaan kita yang selalu kita sayangi. Siang malam kita cari, tapi begitu ajal menjemput dia hanya akan mengucapkan “selamat tinggal” buat kita. Tidak mungkin kita membawa rumah dan mobil kita ke liang lahat. Uang yang kita kumpulkan tidak bisa menyogok malaikat yang akan bertanya soal apa yang sudah kita perbuat di dunia.

Anis; Anak dan Istri, seberapapun sayang kita kepada mereka tidak ada seorangpun yang mau ikut kita di kuburan. Mereka akan mengantar kita ke kubur, tapi setelah jasad kita ditanam, merekapun kembali pulang.

Hanya Amshol; Amal Sholeh yang akan menemani kita di alam kubur, memberi penerang buat kubur kita sampai nanti kita bertemu Allah di masa akhirat nan kekal.

Wallahu’alam

Kontributor: Awal Moedzakir Awaludin@snsgroup.co.id
by: EMBUN HATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar